Antara Syari'at ,Hakikat dan Ma'rifat  

Posted by Jumhurul Umami


Dalam hadits Jibril yang masyhur diriwayatkan oleh umar ibn khattab r.a. telah disebutkan pembagian agama kepada tiga rukun, dengan dalil ucapan rasulullah s.a.w, kepada umar, “Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian”. (HR. Muslim dan Ahmad).

Rukun pertama : Islam
Segi amal yang terdiridari ibadah, muamalah dan perkara-perkara ubudiyah. Adapun tempatnya adalah anggota badan yang lahiriyah. Para ulama mengistilahkannya dengan SYARI’AT. Dan orang-orang yang khusus mempelajarinya adalah para ulama’ figh.

Rukun kedua: Iman
Segi keyakinan hati yang terdiri dari iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta qadha dan qadar. Dan orang-orang yang khusus mempelajarinya adalah para ulama’ Tauhid.

Rukun ketiga: Ihsan
Sisi rohani dan hati yang berarti bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak yakin melihat-Nya, maka yakinlah sesungguhnya Dia melihatmu. Para ulama mengistilahkannya dengan nama HAKIKAT. Dan orang-orang yang khusus mempelajarinya adalah kaum sufi.

Untuk memperjelas hubungan antara SYARIAT dan HAKIKAT, kita berikan contoh shalat.
Melakukan gerakan-gerakan shalat dan pekerjaan-pekerjaan lahiriahnya, memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya,serta hal-hal lain yang disebutkan oleh para ulama figh, merupakan sisi SYARI’AT, yaitu JASAD SHALAT. Sedangkan hadirnya hati bersama Allah dalam shalat merupakan sisi HAKIKAT yaitu ROH SHALAT.
Jadi, gerakan-gerakan shalat dengan anggota badan adalah jasad shalat dan khusu’ adalah rohnya. Lalu apakah manfa’at jasad tanpa roh? Sebagaimana roh membutuhkan jasad sebagai tempatnya berdiri, begitu juga jasad membutuhkan roh yang dengannya dia berdiri. Oleh karena itu, “Dirikanlah shalat dan keluarkan zakat.” (QS.Al-Baqarah:110). Mendirikan sesuatu tidak akan bisa dilakukan kecuali dengan adanya jasad dan roh. Oleh karena itu, Allah tidak mengatakan, “adakanlah shalat”.
Dari sini kita mengetahui hubungan yang erat antara SYARI’AT dan HAKIKAT,sebagaimana halnya hubungan antara roh dan jasad. Seseorang mukmin yang sempurna adalah yang dapat menggabungkan antara SYARI’AT dan HAKIKAT. Dan inilah arahan kaum sufi untuk sekalian manusia, berdasarkan jejak rasulullah s.a.w. dan para sahabatnya yang mulia.
Untuk mencapai maqam yang mulia dan iman yang sempurna ini, seseorang harus menempuh jalan (tarekat), yaitu jihad melawan nafsu, meningkatkan sifat-sifatnya yang kurang menjadi sifat-sifat yang sempurna, dan meniti maqam-maqam kesempurnaan dengan pengawasan para mursyid. Inilah jembatan yang akan mengantarkan dari syariat menuju hakikat.
Sayyid berkata, “Tarekat adalah jalan khurus bagi orang-orang yang menuju Allah, dari suatu tingkatan ke tingkatan yang lain.”
Jadi SYARI’AT adalah dasar,TAREKAT adalah sarana dan HAKIKAT adalah buah. Ketiga hal ini saling melengkapi dan saling berkaitan.
Barang siapa yang telah berpegang teguh pada yang pertama (Syari’at), maka dia akan menempuh yang kedua (Tarekat), lalu sampai pada yang ketiga (Hakikat). Tidak ada pertentangan dan perlawanan diantaranya. Oleh karena itu kaum sufi berkata dalam kaidah mereka yang terkenal, “Setiap hakikat yang melanggar syari’at adalah kezindikan.” Dan bagaimana bisa hakikat melanggar syari’at, sementara dia merupakan hasil dari pelaksanaannya.
Ahmad zaruq berkata, “Tidak ada tasawuf kecuali dengan figh, karena hukum-hukum Allah yang zahir tidak akan diketahui kecuali dengannya. Tidak ada figh kecuali dengan ketulusan dan konsentrasi kepada Allah. Dan tidak ada keduanya (Tasawwuf dan Figh) kecuali dengan adanya iman, karena keduanya tidak akan sah tanpa iman. Semuanya merupakan keharusan, karena semuanya saling berkaitan, sebagaimana hubungan antara jasad dan roh. Tidak ada roh kecuali dalam jasad dan tidak ada kehidupan bagi jasad kecuali dengan adanya roh. Maka pahamilah.”
Malik berkata, “Barangsiapa bertasawuf tanpa berfigh, maka ia telah zindik. Barangsiapa befigh tanpa bertasawuf, maka dia telah fasik, dan barangsiapa mengumpulkan keduanya, maka dia akan sampai pada hakikat.”
Yang pertama dikatakan zindik karena dia melihat kepada hakikat tanpa melaksanakan syari’at. Dengan sombong, dia mengatakan bahwa manusia mempunyai pilihan dalam semua urusan. Dia adalah seperti yang dikatakan seseorang penyair.

Dia melemparkannya di sungai dengan tangan terikat lalu dia berkata, “Awas, awas, jangan sampai engkau basah terkena air.”

Dengan semua itu, dia telah merusak hukum-hukum syari’at dan pelaksanaannya, serta menghancurkan hikmah syari’at dan pengamatan terhadapnnya.
Yang kedua dikatakan fasik karena hatinya belum dimasuki cahaya takwa, rahasia keikhlasan, kesadaran akan adanya pengawasan Allah dan muhasabah, sehingga dia belum terhindar dari maksiat dan berpegang teguh pada sunnah.
Adapun yang ketiga dikatakan telah mencapai hakikat karena dia telah menggabungkan semua rukun agama, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan yang terkumpul dalam hadits Jibril a.s.
Sebagaimana para ulama zahir menjaga batasan-batasan syari’at, ulama tasawuf menjaga adab-adab dan roh syari’at. Sebagaimana diperbolehkan bagi ulama zahir untuk berijtihad dalam menyimpulkan dalil-dalil dan mengeluarkan hukum, begitu juga diperbolehkan bagi para ahli makrifat untuk menyimpulkan adab dan metode untuk mendidik para murid dan para salik.
Para salaf saleh dan kaum sufi yang tulus telah mengaktualisasikan penghambaan yang benar dan Islam yang sesungguhnya,karena mereka menyatukan antara, tarekat dan hakikat. Mereka benar-benar adalah ahlisyari’at dan hakikat yang menunjukkan manusia ke jalan yang lurus.
Sesungguhnya jika agama kosong dari hakikat, maka akarna akan kering, ranting-rantingnya akan layu dan tidak akan berbuah.

This entry was posted on Saturday, February 28, 2009 at 10:14 AM . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

6 comments

Penjelasannya bagus dan sitematis. ijin kopi untuk referensi.

October 25, 2010 at 6:42 PM

bagus menambah ilmu

March 1, 2012 at 7:47 AM

saya ijin untuk mengkopy yaa

June 11, 2012 at 4:53 PM

boleh ya bolang kopi bwat d kaji..

June 11, 2012 at 9:54 PM

Adakah perkataan nabi Muhammad SAW dlm hadits sahih yg mengatakan dalam Islam harus mempelajari Syari'at, Hakikat, Tarekat dan Ma'rifat?
Kalo ada, tlg diposting biar jelas.
Setau saya, nabi Muhammad SAW hanya menyuruh kita melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya yang semuanya berpedoman pada Al-qur'an dan Hadits.
Yang gampang gak usah dipersulit lah

June 27, 2012 at 3:21 AM

@ARDIAN MAHULETTE: Mmang betul "nabi Muhammad SAW menyuruh kita melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya yang semuanya berpedoman pada Al-qur'an dan Hadits".
Pemahaman tentang Syariat, Tarikat, Hakikat & Ma'rifat adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang "RAHASIA Pengenalan Diri". Tentang penciptaan manusia yang mengandung 4 unsur (Api, Air, Angin & Tanah)...
Klw anda sdh mempelajarinya, akan terasa nikmat bagi jasmani dan rohani anda. Ini bukan pemahaman/aliran sesat atw semacamx.
Yang menyembah dan di sembah itu SATU, menyatu...

Trim's bagi yg punya blog, izin CoPast bang

October 29, 2012 at 10:30 PM

Post a Comment